Senin, 07 Februari 2011

GIZI SEIMBANG INVESTASI BERHARGA

Setiap tanggal 25 Januari masyarakat Indonesia memperingati Hari Gizi Nasional,Namun, sayangnya hingga kini di tahun 2011 ini  masih banyak masalah serta kekurangan dalam penanganan gizi di Tanah Air, terutama pada anak-anak sebagai generasi masa depan. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, sebanyak 14 persen balita termasuk gizi lebih yang besarannya hampir sama dengan balita kurus. Pada kelompok usia diatas 15 tahun, prevalensi obesitas sudah mencapai 19,1 persen.

Analisis lebih lanjut pun menunjukkan tidak adanya perbedaan prevalensi balita gizi lebih pada keluarga yang termiskin (13,7 persen) dengan keluarga terkaya (14 persen). Demikian pula tidak terdapat perbedaan menurut kelompok umur anak, jenis kelamin, pendidikan orang tua. Hal tersebut dikemukakan Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih pada puncak peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) di Jakarta 25 Januari 2011.

Masalah gizi di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Padahal, ini bukan hanya domain kesehatan, melainkan seluruh institusi seperti pemerintah maupun swasta yang berkaitan dengan pembangunan sumber daya manusia. Masalah gizi dan kesehatan terjadi  akibat perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan. Untuk itu sudah saatnya kita melakukan penyesuaian seiring dengan perubahan yang telah dan sedang terjadi. Gizi seimbang harus diterapkan seluruh masyarakat, sehingga masalah gizi kurang bisa dihindari dan masalah gizi lebih bisa dicegah.

Salah satu strategi dalam mengatasi masalah gizi adalah perlunya kita segera mensukseskan program Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut KADARZI apabila telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan:
  1. Menimbang berat badan secara teratur.
  2. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur enam bulan (ASI eksklusif).
  3. Makan beraneka ragam.
  4. Menggunakan garam beryodium.
  5. Minum suplemen gizi sesuai anjuran.

Oleh karena salah satu solusi agar kita dapat mengatasi masalah-masalah gizi baik masalah gizi kurang maupun gizi lebih adalah kita harus secara benar dan konsisten menerapkan pola gizi seimbang, sehingga tidak bisa dipungkiri dengan menerapkan pola gizi seimbang merupakan investasi yang berharga baik bagi individu maupun bagi bangsa ini. Untuk memudahkan dalam menerapkan pola gizi seimbang Depkes telah mengeluarkan pedoman pola makan dengan mengikuti 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang yaitu:

  1. Makanlah aneka ragam makanan. Makan yang beraneka ragam akan saling melengkapi kekurangan zat gizi dari berbagai makanan, yang menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
  2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energiSetiap orang dianjurkan makan makanan yang cukup mengandung energi agar dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
  3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhanenergiDianjurkan menggunakan sumber karbohidrat kompleks (padi-padian, umbiumbian dan tepung-tepungan) daripada karbohidrat murni (gula).
  4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi Lemak dan minyak berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K serta menambah lezatnya hidangan. Dianjurkan menggunakan lemak dan minyak nabati, karena mudah dicerna oleh tubuh.
  5. Gunakan garam beryodium Garam beryodium adalah garam natrium yang diperkaya dengan kalium yodida, sebanyak 30-80 ppm. Setiap keluarga dianjurkan untuk menggunakan garam beryodium untuk memasak/mengolah makanan agar tidak terjadi Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY).
  6. Makanlah makanan sumber zat besi Zat besi / Fe adalah salah satu unsur penting untuk membentuk hemoglobin (Hb) atau sel darah merah. Kurang zat besi dapat menyebabkan anemia. Sumber zat besi yang baik berasal dari makanan hewani (heme-iron) dibandingkan dari makanan nabati (nonheme-iron).
  7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, karena kandungan zat gizinya lengkap, mengandung zat kekebalan dan memberikan ASI akan mempererat jalinan kasih sayang ibu dan bayinya.
  8. Biasakan makan pagi Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat karena memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja.
  9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya. Air minum harus bersih dan bebas kuman dengan cara mendidihkan atau diproses dengan alat (air minum dalam kemasan). Fungsi air minum dalah tubuh adalah untuk melancarkan transportasi zat gizi, mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dan mengeluarkan sisa metabolisme. Dianjurkan minum sekurang-kurangnya 2 liter atau 8 gelas sehari untuk mencegah dehidrasi dan menurunkan risiko penyakit ginjal.
  10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur Kegiatan fisik dan olahraga (setiap hari jalan kaki) sangat dianjurkan untuk meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses menua.
  11. Hindari minum minuman beralkohol Alcohol hanya mengandung energi, tanpa mengandung zat gizi lain. Kebiasaan minum alcohol dapat mengakibatkan: kurang gizi, penyakit gangguan hati, kerusakan saraf otak dan jaringan serta menyebabkan kecanduan.
  12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. Makanan yang aman adalah makanan bebas dari kuma dan bahan kimia berbahaya, serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat.
  13. Bacalah label pada makanan yang dikemas. Label pada makanan yang dikemas adalah keterangan tentang isi, jenis dan ukuran bahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi, tanggal kadaluwarsa dan keterangan penting lain. Hal tersebut sangat membantu konsumen pada saat memilih dan membeli makanan tersebut, sesuai kebutuhan gizi dan kondisi kesehatan konsumen.

Selamat berinvestasi semoga sukses karena "Kesehatan mungkin bukan segalanya. Tetapi tanpa kesehatan, segala sesuatu menjadi tidak mungkin." (Pram/Red).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar