Senin, 13 April 2009

CARA MENENTUKAN KEBUTUHAN GIZI DALAM KEADAAN SAKIT

Kebutuhan gizi dalam keadaan sakit, selain tergantung pada faktor - faktor yang mempengaruhi dalam keadaan sehat juga dipengaruhi oleh jenis dan berat ringannya penyakit.

1. Energi

Kebutuhan gizi berubah dalam keadaan sakit, sesuai dengan jenis dan beratnya penyakit. Cara menentukan kebutuhan energi orang sakit dapat dilakukan dengan berbagai cara :





(1) Menghitung kebutuhan energi menurut kg berat badan (kkal/kg/hari) tabel dibawah ini menunjukkan kebutuhan energi / kg BB rata - rata / orang dewasa yang dikembangkan dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan bagi pasien yang tidak mengalami stres.
Kategori dan umur (tahun) Berat Badan (kg) Tinggi Badan (cm) Energi Total(kkal) Energi/kg BB(kkal)
Laki - laki

20 - 45

46 - 59

≥  60
62

62

62
165

165

165
2800

2500

2200
45

40

35
Perempuan

20 - 45

46 - 59

≥  60
54

54

54
156

156

154
2200

2100

1850
40

39

34


(2) Menurut persen kenaikan kebutuhan diatas Angka Metabolisme Basal (AMB),

yaitu dengan mengalikan AMB dengan faktor aktifitas dan faktor trauma / stres.

Rumus yang digunakan adalah :




Kebutuhan Energi = AMB x faktor aktifitas x faktor trauma / stres


Tabel Faktor aktifitas dan faktor trauma atau stres untuk menetapkan kebutuhan energi orang sakit.


No Aktifitas Faktor No Jenis trauma / stres Faktor
1.

2.
Istirahat di tempat tidur

Tidak terikat di tempat  tidur
1,2

1,3
1.

2.

3.

4.

5.

6.
Tidak ada stres,pasien dalam keadaan gizi baik

Stres ringan : peradangan saluran cerna, kanker, bedah elektif, trauma kerangka moderat

Stres sedang : sepsis, bedah tulang, luka bakar, trauma kerangka mayor

Stres berat : trauma multiple, sepsis, dan bedah multisistem

Stres sangat berat : luka kepala berat, sindroma penyakit pernapasan akut, luka bakar dan sepsis

Luka bakar sangat berat
1,3

1,4

1,5

1,6

1,7

2,1


2. Protein

Kebutuhan protein normal adalah 10 - 15 % dari kebutuhan energi total, atau 0,8 - 1,0 gr /kg BB. Kebutuhan energi minimal untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen adalah 0,4 - 0,5 gr/kg BB. Demam, sepsis, operasi, trauma dan luka dapat meningkatkan katabolisme protein, sehingga meningkatkan kebutuhan protein sampai 1,5 - 2,0 gr/kg BB. Sebagian besar pasien yang dirawat membutuhkan 1,0 - 1,5 gr/kg BB.

3. Lemak

Kebutuhan lemak normal adalah 10 - 25 % dari kebutuhan energi total. Lemak sedang dapat dinyatakan sebagai 15 - 20 % dari kebutuhan energi total, sedangkan lemak rendah

≤ 10 % dari kebutuhan energi total. Modifikasi jenis lemak dapat dinyatakan sebagai : lemak jenuh < 10 % dari kebutuhan energi total, lemak tidak jenuh ganda 10 % dari kebutuhan energi total, dan lemak tidak jenuh tunggal 10 - 15 % dari kebutuhan energi total.

4. Karbohidrat


Kebutuhan karbohidrat normal adalah 60 - 75 % dari kebutuhan energi total. atau sisa energi setelah dikurangi energi yang berasal dari protein dan lemak. Selain jumlah, kebutuhan karbohidrat dalam keadaan sakit sering dinyatakan dalam bentuk karbohidrat yang dianjurkan. Misalnya penyakit Diabetes Mellitus, dislipidemia dan konstipasi membutuhkan serat tinggi (30 - 50 gr/hari), sedangkan diare membutuhkan serat rendah

(< 10 gr/hari). Tidak dianjurkan penggunaan gula sederhana untuk penderita diabetes mellitus dan dislipidemia dengan trigliserida darah tinggi.

5. Mineral dan vitamin

Kebutuhan vitamin dan mineral dapat diambil dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan. Di samping itu dipertimbangkan sifat penyakit, simpanan dalam tubuh, kehilangan melalui urine, kulit atau saluran cerna dan interaksi dengan obat - obatan.

6. Cairan

Orang sehat membutuhkan sebanyak 1800 - 2500 ml atau 7 - 10 gelas air sehari. Upaya

penyembuhan membutuhkan hidrasi jaringan yang cukup. Tambahan cairan diperlukan untuk mengganti kehilangan cairan karena keringat berlebihan, muntah - muntah, diare atau keadaan lain yang menyebabkan kehilangan cairan secara berlebihan. bila asupan cairan tidak cukup melalui konsumsi makanan dan minuman, perlu dipertimbangkan pemberian caiarn parenteral yang biasanya disertai elektrolit.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar