Betain (betain) senyawa yang terdapat pada akar tanaman bit: bereaksi sinergistik dengan metionin sebagai penyedia metal, contoh Trimetilglisisn ((CH3)3N CH2 CO).
Betaine Mencegah Akumulasi Lemak
Kompas (07/12/2005, 15:16:09)
Kompas (07/12/2005, 15:16:09)
DEWASA ini, berbagai penelitian telah membuktikan bahwa mengurangi konsumsi kalori (caloric restriction), terutama kalori yang berasal dari lemak, merupakan salah satu cara untuk memperpanjang umur. Mengapa demikian? Salah satu jawabannya adalah lemak memakai gugus metil dengan boros. Konsumsi lemak yang tinggi, karenanya, dapat mengakibatkan kekurangan gugus metil. Hal ini akan mengganggu proses metilasi di dalam tubuh. Meningkatnya akumulasi lemak di hati (lever) adalah salah satu akibat dari terganggunya proses metilasi ini.PROSES METILASI-PENAMBAHAN (-CH metil gugus 3)- membutuhkan senyawa lain yang mampu dan bersedia mendonorkan metilnya. Salah satu senyawa yang amat gemar mendonorkan metilnya adalah betaine.Betaine atau trimetilglisin -rumus kimia (CH 3) 3N + CH 2 COO dan bobot molekul 117,2- merupakan turunan metil dari asam amino glisin. Betaine pertama sekali ditemukan pada sari bit gula (Beta vulgaris) pada abad kesembilanbelas. Setelah itu diketahui bahwa betaine tersebar luas pada berbagai sumber pangan hewani dan nabati. Salah satu pangan nabati yang kaya betaine adalah bayam.Betaine memiliki dua fungsi biologis utama, yaitu sebagai osmolit organik dan donor gugus metil. Sebagai osmolit organik, betaine melindungi sel dari berbagai tekanan osmotik eksternal, seperti hidrasi sel. Kandungan betaine yang tinggi pada bayam, misalnya, memampukannya hidup pada tanah dengan kadar garam dan alkali yang tinggi.
Betaine mempertahankan volume sel tetap normal sehingga fungsinya dapat berjalan dengan baik. Secara alami, sel beradaptasi dengan tekanan osmotik eksternal dengan mengakumulasikan ion anorganik berbobot molekul rendah (misalnya, natrium, kalium, dan klorida) dan osmolit organik (misalnya, amina termetilasi). Namun, konsentrasi ion anorganik ini harus dibatasi karena mereka dapat membuat protein dan enzim tidak stabil. Betaine mampu menstabilkan fungsi metabolik seluler pada berbagai tekanan eksternal. Selain itu, betaine tidak berikatan dengan protein pada permukaan dinding sel sehingga membolehkan sel mengontrol tegangan permukaan cairan sel.
Sementara itu, sebagai donor gugus metil, betaine berperan pada berbagai tahapan reaksi metabolisme di dalam tubuh melalui proses transmetilasi. Salah satu peran penting betaine adalah memfasilitasi pengubahan homosistein menjadi metionin dengan menyumbangkan satu gugus metil kepada homosistein.
Akumulasi lemak
Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) adalah suatu istilah yang menggambarkan rangkaian progresif patologis hati, mulai dari steatosis (akumulasi lemak), steatohepatitis (peradangan lemak), fibrosis (jaringan berserat yang berlebihan), dan cirrhosis (gangguan hati yang serius). NAFLD menimpa 20% penduduk dunia, 50% penderita diabetes, dan$>50% penderita obesitas. Steatosis hepatik adalah salah satu dampak dari obesitas, konsumsi pangan berkadar lemak tinggi, resistansi insulin, diabetes melitus, dan konsumsi alkohol.
Betaine digolongkan sebagai senyawa lipotrope-komponen yang mencegah atau mengurangi akumulasi lemak di hati. Penelitian pada hewan coba mengungkapkan bahwa betaine dapat mencegah steatosis hepatik, baik pada subyek sehat maupun pengidap diabetes. Betaine dapat mecegah dan menyembuhkan cirrhosis pada tikus coba atau memobilisasi kolesterol dan fosfolipid hepatik pada tikus yang diberi pakan berkadar lemak tinggi. Betaine mendorong pengeluaran kolesterol dari hati melalui metilasi fosfatidiletanolamin membentuk fosfatidilkolin.
Pemberian betaine dapat memperbaiki fungsi hati pada penderita diabetes yang juga mengalami steatosis hepatik. Betaine juga dapat menurunkan kolesterol dan lipid plasma, menurunkan bilirubin secara bermakna, dan mengendalikan diabetes dengan lebih baik. Beberapa penelitian menganjurkan untuk menggunakan betaine untuk menangani NAFLD. Suatu penelitian (pilot study) berjangka satu tahun menunjukkan bahwa asupan betaine sebanyak 20 gram/hari adalah aman serta menghasilkan perbaikan biokimia dan histologis pada penderita steatohepatitis.
Homosisteinemia
Studi epidemiologis menunjukkan bahwa homosistein-suatu asam amino yang mengandung belerang yang merupakan hasil antara pada metabolisme metionin-merupakan faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular, stroke, pikun, dan cacat tabung otak (neural tube defects). Bertambahnya kadar homosistein serum dan meningkatnya respons homosistein terhadap metionin merupakan faktor risiko bebas untuk penyakit kardiovaskular. Betaine dapat menurunkan kedua faktor risiko ini. Olthof dan koleganya dari Divisi Epidemiologi dan Gizi Manusia, Pusat Ilmu Pangan, Universitas Wageningen, Belanda, melakukan studi efek suplementasi betaine pada risiko penyakit kardiovaskular. Mereka menemukan bahwa suplemen betaine dosis rendah (1-6 gram betaine per hari selama 6 minggu)-ini dapat dicapai dengan mengonsumsi pangan yang kaya betaine setiap hari-mampu menurunkan kadar homosistein serum hingga 20%. Olthof dan kawan-kawan menyimpulkan bahwa mengonsumsi pangan yang kaya betaine setiap hari dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Mekanisme yang melaluinya betaine menurunkan risiko penyakit kardiovaskular adalah penurunan kadar homosistein serum. Kadar homosistein serum diturunkan melalui proses metilasi. Betaine mendonorkan satu gugus metilnya kepada homosistein untuk membentuk metionin. Selanjutnya, metionin diubah menjadi S-adenosilmetionin (SAM), yang juga donor metil. Melalui serangkaian tahapan reaksi, SAM dapat diubah menjadi betaine kembali.
Kebutuhan Sehari
Walaupun sampai saat ini belum ditetapkan kuantitas asupan betaine per hari, Craig, melalui publikasinya pada American Journal of Clinical Nutrition edisi September 2004, menyimpulkan bahwa asupan betaine sebesar 9-15 gram per hari (rata-rata 12 gram) adalah aman. Kebutuhan ini dapat dipenuhi oleh semangkok sayur bayam dengan hati ayam beserta 2 iris roti.
Betaine mempertahankan volume sel tetap normal sehingga fungsinya dapat berjalan dengan baik. Secara alami, sel beradaptasi dengan tekanan osmotik eksternal dengan mengakumulasikan ion anorganik berbobot molekul rendah (misalnya, natrium, kalium, dan klorida) dan osmolit organik (misalnya, amina termetilasi). Namun, konsentrasi ion anorganik ini harus dibatasi karena mereka dapat membuat protein dan enzim tidak stabil. Betaine mampu menstabilkan fungsi metabolik seluler pada berbagai tekanan eksternal. Selain itu, betaine tidak berikatan dengan protein pada permukaan dinding sel sehingga membolehkan sel mengontrol tegangan permukaan cairan sel.
Sementara itu, sebagai donor gugus metil, betaine berperan pada berbagai tahapan reaksi metabolisme di dalam tubuh melalui proses transmetilasi. Salah satu peran penting betaine adalah memfasilitasi pengubahan homosistein menjadi metionin dengan menyumbangkan satu gugus metil kepada homosistein.
Akumulasi lemak
Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) adalah suatu istilah yang menggambarkan rangkaian progresif patologis hati, mulai dari steatosis (akumulasi lemak), steatohepatitis (peradangan lemak), fibrosis (jaringan berserat yang berlebihan), dan cirrhosis (gangguan hati yang serius). NAFLD menimpa 20% penduduk dunia, 50% penderita diabetes, dan$>50% penderita obesitas. Steatosis hepatik adalah salah satu dampak dari obesitas, konsumsi pangan berkadar lemak tinggi, resistansi insulin, diabetes melitus, dan konsumsi alkohol.
Betaine digolongkan sebagai senyawa lipotrope-komponen yang mencegah atau mengurangi akumulasi lemak di hati. Penelitian pada hewan coba mengungkapkan bahwa betaine dapat mencegah steatosis hepatik, baik pada subyek sehat maupun pengidap diabetes. Betaine dapat mecegah dan menyembuhkan cirrhosis pada tikus coba atau memobilisasi kolesterol dan fosfolipid hepatik pada tikus yang diberi pakan berkadar lemak tinggi. Betaine mendorong pengeluaran kolesterol dari hati melalui metilasi fosfatidiletanolamin membentuk fosfatidilkolin.
Pemberian betaine dapat memperbaiki fungsi hati pada penderita diabetes yang juga mengalami steatosis hepatik. Betaine juga dapat menurunkan kolesterol dan lipid plasma, menurunkan bilirubin secara bermakna, dan mengendalikan diabetes dengan lebih baik. Beberapa penelitian menganjurkan untuk menggunakan betaine untuk menangani NAFLD. Suatu penelitian (pilot study) berjangka satu tahun menunjukkan bahwa asupan betaine sebanyak 20 gram/hari adalah aman serta menghasilkan perbaikan biokimia dan histologis pada penderita steatohepatitis.
Homosisteinemia
Studi epidemiologis menunjukkan bahwa homosistein-suatu asam amino yang mengandung belerang yang merupakan hasil antara pada metabolisme metionin-merupakan faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular, stroke, pikun, dan cacat tabung otak (neural tube defects). Bertambahnya kadar homosistein serum dan meningkatnya respons homosistein terhadap metionin merupakan faktor risiko bebas untuk penyakit kardiovaskular. Betaine dapat menurunkan kedua faktor risiko ini. Olthof dan koleganya dari Divisi Epidemiologi dan Gizi Manusia, Pusat Ilmu Pangan, Universitas Wageningen, Belanda, melakukan studi efek suplementasi betaine pada risiko penyakit kardiovaskular. Mereka menemukan bahwa suplemen betaine dosis rendah (1-6 gram betaine per hari selama 6 minggu)-ini dapat dicapai dengan mengonsumsi pangan yang kaya betaine setiap hari-mampu menurunkan kadar homosistein serum hingga 20%. Olthof dan kawan-kawan menyimpulkan bahwa mengonsumsi pangan yang kaya betaine setiap hari dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Mekanisme yang melaluinya betaine menurunkan risiko penyakit kardiovaskular adalah penurunan kadar homosistein serum. Kadar homosistein serum diturunkan melalui proses metilasi. Betaine mendonorkan satu gugus metilnya kepada homosistein untuk membentuk metionin. Selanjutnya, metionin diubah menjadi S-adenosilmetionin (SAM), yang juga donor metil. Melalui serangkaian tahapan reaksi, SAM dapat diubah menjadi betaine kembali.
Kebutuhan Sehari
Walaupun sampai saat ini belum ditetapkan kuantitas asupan betaine per hari, Craig, melalui publikasinya pada American Journal of Clinical Nutrition edisi September 2004, menyimpulkan bahwa asupan betaine sebesar 9-15 gram per hari (rata-rata 12 gram) adalah aman. Kebutuhan ini dapat dipenuhi oleh semangkok sayur bayam dengan hati ayam beserta 2 iris roti.
bravo,,,
BalasHapusbagus banget, i like it,,
sebuah pengetahuan yang luar biasa,,
bekal bagi saya dalam memberi penyuluhan
kepada keluarga.. sesuai profesi saya,,