Senin, 13 Agustus 2012

JURUS PAMUNGKAS MENYARING INFORMASI GIZI


Saat ini berbagai informasi tentang gizi bisa kita ibaratkan bagaikan banjir bandang yang tak bisa terbendung lagi, dari informasi yang bersifat popular sampai jurnal ilmiah tingkat tinggi. Kadang kala informasi antara satu dan yang lainnya saling bertentangan. Yang jadi persoalan penerima informasi belum tentu mempunyai dasar ilmu gizi  (basic science) yang cukup sehingga informasi yang kadang indah menarik dan sangat seksi dengan mudah dipercaya dan diadopsi. Keadaan tersebut juga terjadi pada ahli gizi juga para dokter    jika dihadapkan pada sebuah hasil penelitian apalagi diterbitkan oleh jurnal yang ternama, padahal dalam dunia ilmia kita tahu ada yang namanya Bias Publikasi . Bias publikasi adalah kecenderungan peneliti untuk mempublikasikan temuan eksperimental yang memiliki hasil positif, sementara tidak menerbitkan temuan lain bila hasilnya negatif atau tidak meyakinkan. Efek bias publikasi adalah bahwa studi yang dipublikasikan dapat menyesatkan. Ketika informasi yang berbeda dari penelitian yang diterbitkan tidak diketahui, orang dapat menarik kesimpulan hanya menggunakan informasi dari penelitian yang diterbitkan.


 Lantas jurus apa yang harus kita gunakan untuk menyaring informasi gizi agar kita tidak tersesat?  Albert Einstein, seorang ilmuwan Yahudi pernah mengatakan “ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh” Ada dua entry point disini pertama tentang pentingnya agama untuk melambari ilmu pengetahuan dan yang kedua perlunya ilmu dalam pengamalan agama. Artinya saringan yang paling teliti paling hebat adalah ajaran agama. Dalam Islam  Rasullullah telah berpesan dengan serius “Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. Siapapun yang mengatakan, betapa tinggi pendidikannya cermati isi informasinya kemudian saring dengan ajaran agama.

Sebagai contoh kasus informasi gizi yang saat ini beredar mengatakan dan menganjurkan kita untuk diet vegetarian dengan alas an menyehatkan, memperpanjang umur dan sebagainya, kita jangan bingung langsung ingat kepada rasullah apakah Islam melarang makan hewan bernyawa? Ternyata Islam sangat menganjurkan makan sumber hewani bahkan ada ibadahnya secara khusus seperti Ibadah Qurban dan Aqiqah.  Ada lagi pendapat  Dr. Hiromi Shinya pengarang buku The Miracle of Enzyme yang isinya antara lain berisi informasi bahwa susu sapi berbahaya, layak tidak dikonsumsi dalam jangka panjang karena mengakibatkan osteoporosis dan penyakit berbahaya lainnya sehingga banyak masyarakat cemas dan heboh. Lantas sekali lagi bagaiman menyikapi informasi ini? Ya gampang aja jurus kembali ke Al-Quran dan Hadist ternyata Nabi Muhammad SAW minum susu bahkan menganjurkannya.

Ketika semua kita kembalikan sesuatunya kepada ajaran agama maka Insya Allah akan selamat dunia sampai akhirat dan tentunya kita tidak akan pernah galau. (Pramono, RSUD Ulin Banjarmasin).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar